Thursday, January 29, 2009

Getting a Rush

The time is getting closer to raise our assembly for passing the graduation on MSM Program. Let's back to the time when we 1st time stepping the SBM Floor as the 'cupu2' students. Hahaha .. too many silly times at that moments.

Now, here we are ... counting every seconds to save the best time for the assembly moment. Hoping lots of miracles standby behind all endeavors and imagining the best smile ever we have after that best results in yudisium time. Then, the 'toga' will be displayed on our head, going through the gates of ITB. Following the time, best company also inviting us to join inside. Ouchhh, what so touchy!

InsyaAllah .... Amin Ya Robbal Allamiin.

Wednesday, January 21, 2009

Employer and Employee

Here are lessons that I've got around the relations between employer and employee:

1. People have diverse style to work out, including how to communicate with his/ her employee(s). Because employee is 'under' the boss, sometimes and somehow, we just need to be calm and follow his/ her thoughts, eventhough we know what the fact is. We just hope and pray that someday he/ she will understand what we mean by facing the effects directly. Yes, it takes time and correlate with the choices. Options that actually we can make whether still be in his/ her side or not.

2. Boss is different with 'leader'. Leader will listen, give right direction, and invite the employee(s) to do the best still in the right way. Boss could do the same thing with the leader but we don't know persistently whether he or she will listen us carefully, give us the truly right decision, and invite us to do the best also in the right track or not. Because sound's like boss has hobby to pressing, intimadating, and barking us if there is something wrong and or even when something is just fine actually.

3. Eventhough he/ she is a leader, but he/ she is still human. There is a character that embedded to him/ her inherently. Something that psychologically can not to be altered so easily. It makes us to be more clever to play our roles behind him/ her. When the appropriate time we should to be his/ her partner (in crime) in and outside of the company building, or when we should just to be his/ her silent puppies.

Finally, it's no need to be pessimistic to overcome kind of leader like this. We, as independent human, always have the options to react. Several of those choices might be:

1. Still calm and say yes for the whole things he/ she makes in your job.
2. Try the best first to counter your problem eventhough we need to confront with him/ her in hotty situation, but at least you did something for truth.
3. Extremely you decide to go out of the him/ her and the company with a hope that you can find someone better to guide you to work out with smart, wise, and full integrity.

Any idea????

Monday, January 19, 2009

Shifting the Culture

Beberapa hari ini, aq dibuat bingung sama beberapa pilihan yang jelas2 akan merubah alur hidupku ke depan. Benar2 merasa tidak nyaman bila qta ditempatkan di tengah 2 keinginan yang punya kans sama besarnya untuk diambil. Sayangnya, qta tetap harus memilih dan memutuskan mana yang akan dijalani dalam hidup. Sampai 1 jam yang lalu, kebingunganku masih ada untuk urusan yang satu ini. Namun entah darimana datangnya suatu kejelasan itu, sebuah telepon membukakan pikiran dan hatiku untuk tetap menjejakkan kaki di BDG, kota yang memberiku banyak ilmu dan juga rejeki lainnya.

Telepon tadi sekaligus memberiku bayangan bagaimana kondisi budaya dan gaya kerja yang akan aq hadapi sekiranya aq memutuskan untuk bekerja di perusahaan besar itu. Sampai 1 jam lalu, aq bisa merasakan adanya kebingungan dan ketidakajegan 'wilayah kerja' disana. Bagaimana posisi dan otoritas masih dijaga dalam kurungan kekuasaan yang konvensional. Padahal yang aq dengar, perusahaan ini tengah dirombak habis2an, terutama kawasan HR-nya dalam rangka pembenahan kualitas dan tonggak kepemimpinan. Hemm, mungkin justru karena masih proses perombakan ya, makanya masih bisa qta temukan nada2 kesimpangsiuran (kerja) dari para entitasnya?

Dalam kasus ini, aq merasa kayak baru ditelan dan akan dimuntahkan lagi dari mulut Anaconda. Betapa tidak? (haiyaa, bahasa!) Sekitar j12.30pm aq diposisikan sebagai individu yang memiliki nilai tawar setelah diberitahu bahwa aq dipertimbangkan sekali oleh perusahaan ybs untuk mulai magang disana. Namun tidak kurang dari 1 jam kemudian, aq dihubungi oleh orang lain yang mengaku merasa dilewati kapasitasnya dalam menentukan calon pegawai magang. Yang ada aq jadi bingung sendiri, apakah orang yang selama ini menjadi 'agen' antara aq dan perusahaan benar2 punya kapasitas dalam hal ini? Lalu, sebenarnya saat ini aq berada di proses rekrutmen yang mana? Belum lagi masalah orang yang terakhir nelpon aq ini seakan2 ga (mau) ngerti sama kondisiku sekarang. Dia mencoba mendesakku untuk segera melengkapi aturan administrasi yang sejak awal kutanyakan, hal itu ga diperlukan saat ini. Beberapa kali aq dibuat menunggu dengan telpon orang terakhir ini dengan dalih dia juga lagi ditunggu untuk meeting. Lah ya kalo udah waktunya meeting, kenapa harus telpon aq di saat mepet kyk tadi? Sampai akhirnya aq jelasin beberapa kali, baru (sepertinya) dia (sedikit) paham kalo saat ini pun aq masih punya kewajiban di institusi yang sekarang kutempati. Parahnya, dia sempat nanya SBM itu (singkatan dari) apa? GUBRAKKK! Kesannya, dia ga mempelajari profil calon pekerja yang sedang ia hubungi dan (parahnya lagi) menganggap aq ga tau bagaimana seharusnya menyikapi aturan perusahaan. Hemm, jadi pusing sendiri, sebenarnya dia tau ga tanggung jawab & porsi kerja dia sendiri???????? Semakin dibuat ribet, aq semakin yakin untuk ga bilang OK ama perusahaan ini.

Ini bukan 1x nya aq melewati proses lamaran kerja di korporat. Satu panggilan ini agaknya membuatku membuka mata bahwa masih ada perusahaan besar di Indonesia yang menjunjung tinggi jabatan dengan mengatasnamakan aturan perusahaan (atau bahkan masih banyak?). Intinya satu, birokrasi konvensional ortodok berasa kental. Secara filosofi, birokrasi dilahirkan dengan prakarsa2 bernada manis dan purposeful. Semua diupayakan untuk men-sentralisasikan lini komunikasi dan batas kerja. Namun semakin kesini kreativitas manusia di muka bumi semakin menjadi dengan memanfaatkan beberapa poin pembelajaran minus dari kata 'birokrasi'.

Mungkin bisa dilogiskan jika dari awal, sebagai calon pekerja, qta dicekoki dengan sekian ribu aturan perusahaan (calon tempat qta mencari nafkah). Dari awal qta jadi kebayang tentang manis-pahitnya proses rekruitmen sampai akhirnya benar2 bekerja disana. Tapi apa yang terjadi ketika qta baru tahu ditengah2 proses? Memang sih tidak berada di tengah2 proses kerja, untungnya tidak begitu. Yah, mungkin pelajaran bagusnya, aq jadi harus buru2 bersyukur karena akhirnya Allah SWT memudahkanku untuk membuat pilihan. Terima kasih sekali untuk itu.

Friday, January 2, 2009

Entering 2009

Happy New Year, peopleeeeeeeeeeeee ....

How was your 1st day in 2009? Happy? Painful? Pathetic? or undefined? Whatever the feeling is, don't forget to thanks to God. Sometimes, we just focus on that pain and forget to look deeper around you.

Speaking of 2009, what's your biggest plan? Wanna know what's spinning inside of my head? A lot! Too many to describe. But currently, it's nice to search some cool pictures of pre-wedding. Hohoho, what does it mean? Mmmm, basically i like all nice things from clothes to the guy (hahaha). However, picture saves the memory. You can retrieve 'all feeling files' through picture. Getting the nicest one absolutely will direct you to absorb more stories inside. But why should seek pre-wedding pictures? Hmmm, secret.